COCOMO adalah model konstruktif
biaya dan dikembangkan di TRW / Northrop-Grumman pada tahun 2002. COCOMO
didesain oleh Barry Boehm untuk memperoleh perkiraan dari jumlah orang-bulan
yang diperlukan untuk mengembangkan suatu produk perangkat lunak. COCOMO
merupakan suatu model parametris pengestimasian yang menghitung jumlah FP dalam
perencanaan serta pengembangan perangkat lunak. Satu hasil observasi yang
paling penting dalam model ini adalah bahwa motivasi dari tiap orang yang
terlibat ditempatkan sebagai titik berat.COCOMO terdapat tiga macam
pengimplementasian dalam evolusinya sejak dari awal kejadiannya hingga kini,
yaitu:
- Basic
(COCOMO I 1981)
Menghitung dari estimasi jumlah LOC (Lines of Code);
- Intermediate (COCOMO II 1999)
- Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), seperti: perangkat keras, personal, danatribut-atribut proyek lainnya;
Menghitung dari estimasi jumlah LOC (Lines of Code);
- Intermediate (COCOMO II 1999)
- Menghitung dari besarnya program dan “cost drivers” (faktor-faktor yang berpengaruh langsung kepada proyek), seperti: perangkat keras, personal, danatribut-atribut proyek lainnya;
-
Mempergunakan data-data historis dari proyek-proyek yang pernah menggunakan
COCOMO I, dan terdaftar pengelolaan proyeknya dalam COCOMO database.
- Advanced
Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate” di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, desain, implementasi, dsb) dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak.
Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:
- Advanced
Memperhitungkan semua karakteristik dari “intermediate” di atas dan “cost drivers” dari setiap fase (analisis, desain, implementasi, dsb) dalam siklus hidup pengembangan perangkat lunak.
Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:
1. Proyek organik, adalah proyek dengan ukuran relatif kecil,
dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan
yang relatif fleksibel.
2. Proyek sedang (semi-terpisah), adalah proyek yang memiliki
ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat
keahlian yang berbeda.
3. Proyek terintegrasi, adalah proyek yang dibangun dengan
spesifikasi dan operasi yang ketat.
Pengenalan Cocomo ini diawali tahun 70-an akhir. Sang pelopor
Boehm, melakukan riset dengan mengambil kasus dari 63 proyek perangkat lunak
untuk membuat model matematisnya.Model dasar dari model ini adalah persamaan:
effort = C x sizeM
Dikenal
sebagai Constructive Cost Model (COCOMO), model konstruksi biaya.
Dimana :
C dan M adalah koefisien konstanta ( > 1 ), targantung pada tipe proyek dan organisasi, dengan cara melihat Tabel Konstanta (sudah tersedia dari penelitian).
Ditentukan pula oleh: application experience, leadership capability, new environment and tools, requirements uncertainty, software reuse.
Dimana :
C dan M adalah koefisien konstanta ( > 1 ), targantung pada tipe proyek dan organisasi, dengan cara melihat Tabel Konstanta (sudah tersedia dari penelitian).
Ditentukan pula oleh: application experience, leadership capability, new environment and tools, requirements uncertainty, software reuse.
Persamaan dasar model COCOMO adalah:
E = ab (KLOC)b
b
D = cb (E)d
b
P = E /
D
Dimana E adalah usaha dalam orang-bulan, D adalah waktu pengerjaan dalam satuan bulan, KLOC adalah estimasi jumlah baris kode dalam ribuan, dan P adalah jumlah orang yang diperlukan. Koefisien ab, bb, cb, dan db diberikan pada tabel berikut:
Dimana E adalah usaha dalam orang-bulan, D adalah waktu pengerjaan dalam satuan bulan, KLOC adalah estimasi jumlah baris kode dalam ribuan, dan P adalah jumlah orang yang diperlukan. Koefisien ab, bb, cb, dan db diberikan pada tabel berikut:
Penggolongan suatu proyek perangkat lunak didasarkan pada sistem
aplikasi dimana perangkat lunak tersebut dikembangkan dan lingkungan
pendukungnya. Penggolongan ini terbagi atas:
- Organic mode : digunakan pada proyek-proyek kecil dengan
sedikit pekerja dandikembangkan pada lingkungan yang tidak memerlukan program
antar-muka (interface)yang kompleks, contoh: pembuatan situs mandiri untuk
perusahaan;
- Embedded mode : mode ini merupakan kombinasi antara dua mode
di atas dan memilikikarekteristik gabungan antara keduanya. Proyek mode ini
dikembangkan ke dalamserangkaian perangkat keras, lunak dan batasan operasional
yang ketat, contoh: aplikasipengontrolan penerbangan pada pesawat terban.
Pengembangan model COCOMO adalah dengan menambahkan atribut yang
dapat menentukan jumlah biaya dan tenaga dalam pengembangan perangkat lunak,
yang dijabarkan dalam kategori dan subkategori sebagai berikut:
1.
Atribut produk
a. Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan
b. Ukuran basis data aplikasi
c. Kompleksitas produk
a. Reliabilitas perangkat lunak yang diperlukan
b. Ukuran basis data aplikasi
c. Kompleksitas produk
2.
Atribut perangkat keras
a. Performa program ketika dijalankan
b. Memori yang dipakai
c. Stabilitas mesin virtual
d. Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah
a. Performa program ketika dijalankan
b. Memori yang dipakai
c. Stabilitas mesin virtual
d. Waktu yang diperlukan untuk mengeksekusi perintah
3.
Atribut Sumber Daya Manusia
a. Kemampuan analisis
b. Kemampuan ahli perangkat lunak
c. Pengalaman membuat aplikasi
d. Pengalaman menggunakan mesin virtual
e. Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman
a. Kemampuan analisis
b. Kemampuan ahli perangkat lunak
c. Pengalaman membuat aplikasi
d. Pengalaman menggunakan mesin virtual
e. Pengalaman dalam menggunakan bahasa pemrograman
4.
Atribut proyek
a. Menggunakan perangkat lunak tambahan
b. Metode rekayasa perangkat lunak
c. Waktu yang diperlukan
a. Menggunakan perangkat lunak tambahan
b. Metode rekayasa perangkat lunak
c. Waktu yang diperlukan
Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar