Senin, 11 Oktober 2010

KONFLIK TARAKAN

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya. Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi. perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan Konflik bertentangan dengan integrasi. Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
Faktor penyebab konflik:
• Perbedaan individu, yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan.
• Perbedaan latar belakang kebudayaan sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda.
• Perbedaan kepentingan antara individu atau kelompok.
• Perubahan-perubahan nilai yang cepat dan mendadak dalam masyarakat.
Saya akan mengambil contoh konflik yang berada di Tarakan, Kalimantan Timur. Dalam bentrokan di Tarakan, Kalimantan Timur, ini bermula dari kisruh dua orang. Tapi berlanjut menjadi konflik dua etnis dengan perang terbuka dan korban tewas jatuh dari kedua belah pihak. Persoalan bukan antar suku tapi sebagai individu. Kesalahpahaman yang diikuti oleh pengeroyokanLangkah-langkah koordinasi baik masyarakat setempat maupun Kepolisian sekarang dilakukan oleh Pemda maupun masyarakat setempat dan kepolisian melakukan pertemuan-pertemuan dalam rangka meredakan situasi Konflik di Tarakan terjadi antara 2 kelompok warga.
Akibat peristiwa itu seorang warga, Abdullah (50), tewas terkena tusukan senjata tajam. Sebanyak 9 warga lainnya diamankan Polres Tarakan. Peristiwa itu dipicu perselisihan antar 2 kelompok anak muda yang berujung bentrok ratusan orang warga.
Terjadinya penyerangan ke pemukiman di Tidung kota Tarakan. Massa yang datang menyerbu masuk dari arah pantai, daerah Selumit. Lalu menyerbu ke pemukiman warga. Belum jelas jumlah korban berapa. Sejumlah warga menyebut korban tiga orang, tapi warga yang lain bilang korban dua orang. Korban tewas dari kedua kubu. Sebagian besar korban dalam bentrok pagi ini dibawa ke RS Umum Daerah Tarakan.
Di daerah Selumit dijaga ketat petugas Garnisun dan TNI Angkatan Laut. Kota Tarakan lumpuh total. Toko-toko, rumah, pusat perbelanjaan ditutup. Warga ketakutan karena bentrok kembali terjadi dan dikhawatirkan meluas. Ribuan pengungsi korban konflik etnis di Tarakan terus memadati markas TNI sejak bentrok berdarah yang berawal Minggu malam (26/9), yang kembali pecah mulai Selasa malam (28/9) hingga Rabu siang (29/9). Mereka tersebar antara lain di Markas Batalion Infanteri 163/Raja Alam, Markas TNI Angkatan Udara, dan Markas TNI Angkatan Laut. Selain juga di kantor-kantor Polri seperti Mapolsek, Mapolres, dan Kantor unit satuan lalu-lintas Polres Tarakan.
Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak beserta sejumlah pejabat pemerintahan, Rabu (29/9/2010) malam, berhasil mendamaikan dua kelompok warga yang bertikai di Tarakan. Kesepakatan damai itu tercapai dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan di ruangan rapat VIP Bandara Internasional Juwata. Dalam kesepakatan tersebut, Fokum Komunikasi Rumpun Tidung (FKRT) bertindak sebagai pihak pertama dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) sebagai pihak kedua, menyepakati sepuluh butir perdamaian.
Kesepakatan ditandatangani Yancong mewakili KKSS dan Sabirin Sanyong mewakili FKRT, pukul 18.03 WITA. Penandatangan kesepakatan disaksikan Awang Faroek Ishak, anggota DPD Luther Kombong, Ketua DPRD Kaltim Mukmin Faisyal, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Tan Aspan, Asop Kapolri Irjen Pol Sunarko DA, Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Ngadino, Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, Bupati Bulungan Budiman Arifin, Bupati Kabupaten Tana Tidung Undunsyah, dan Wakil Bupati Malinau Muhammad Nasir.
Inti kesepakatan, kedua belah pihak mengakhiri segala bentuk pertikaian dan membangun kerjasama harmonis demi kelanjutan pembangunan Kota Tarakan. Kedua belah pihak memahami bahwa apa yang terjadi merupakan murni tindak pidana dan merupakan persoalan individu. Selanjutnya, disepakati pembubaran konsentrasi massa di semua tempat, sekaligus melarang dan atau mencegah penggunaan senjata tajam dan senjata lainnya di tempat-tempat umum.
Selain itu, masyarakat yang berasal dari luar Kota Tarakan yang berniat membantu penyelesaian perselisihan agar segera kembali ke daerah masing-masing selambat-lambatnya 1 kali 24 jam. Sedangkan para pengungsi di semua lokasi akan dipulangkan ke rumah masing-masing, difasilitasi Pemkot Tarakan dan aparat keamanan. Apabila kesepakatan damai dilanggar, aparat akan mengambil tindakan tegas sesuai perundang-undangan. Usai penandatangan kesepakatan, seluruh pihak yang terlibat langsung melakukan sosialisasi ke kelompok yang bertikai di awali ke kelompok massa di Jalan Gajah Mada, Simpang Tiga Grand Tarakan Mall.
Hasil kesepakatan itu dibacakan Yancong di Masjid Babul Haq tempat berkumpulnya massa. Selanjutnya rombongan menuju Masjid Agung AL-Ma’Arif, Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah, tempat massa lainnya terkonsentrasi. Awang Faroek mengatakan, seluruh pihak yang terlibat mulai Pemprov Kaltim, Pemkot Tarakan, Polri maupun TNI akan mengawasi jalannya kesepakatan tersebut. “Saya sudah katakan, Tarakan ini dibangun semua pemangku kepetningan. Tidak hanya pemerintah tetapi semua stake holder,” ujarnya. Awang juga menyampaikan komitmen Pemprov Kaltim untuk menyumbang 10 ton beras serta uang sebanyak Rp 200 juta bagi para pengungsi.

Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik
http://nasional.vivanews.com/news/read/180128-korban-tewas-bentrok-tarakan-simpang-siur
http://nasional.kontan.co.id/v2/read/nasional/48236/Menhan-Penyelesaian-konflik-Tarakan-urusan-Polri
http://www.surya.co.id/2010/09/29/gubernur-kaltim-damaikan-konflik-tarakan.html

1 komentar:

  1. Jika benar disebabkan oleh penusukan terhadap salah satu suku bertikai? Terus motif penusukan yang dilakukan oleh orang yang tidak dikenal itu sendiri apa??

    BalasHapus