Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu guna mencapai suatu tujuan. Motivasi bukanlah sesuatu yang dapat diamati, tetapi merupakan hal yang dapat disimpulkan adanya karena sesuatu perilaku yang tampak.
Berdasarkan pengertian motivasi tersebut, pada prinsipnya motivasi adalah hal yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Ada dua jenis motivasi yaitu intrinsik, dan ekstrinsik (Owen, 1981: 142). Motivasi instrinsik adalah motivasi yang datang dari dalam diri seseorang, misalnya tenaga kependidikan melakukan suatu kegiatan karena ingin menguasai suatu keterampilan tertentu yang dipandang akan berguna dalam pekerjaannya. Motivasi ekstrinsik berasal dari lingkungan di luar diri seseorang, misalnya tenaga kepen¬didikan bekerja karena ingin mendapat pujian atau ingin mendapat hadiah dari pemimpinnya.
Motivasi instrinsik pada umumnya lebih menguntungkan, karena biasanya dapat bertahan lebih lama. Motivasi instrin¬sik muncul dari dalam diri tenaga kependidikan, sedang motivasi ekstrinsik dapat diberikan oleh pemimpin dengan jalan mengatur kondisi dan situasi yang tenang dan menyenangkan. Dalam kaitan ini pemimpin dituntut untuk memiliki kemampuan memotivasi tenaga kependidikan agar mereka mau dan mampu mengembangkan dirinya secara optimal.
Penggolongan motivasi internal yang dapat diterima secara umum belum mendapat kesepakatan para ahli, namun demikian para psikolog menyetujui bahwa motivasi internal dapat dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:
a.motivasi fisiologis, yang merupakan motivasi alamiah (biologis) seperti lapar, haus, seks
b.motivasi psikhologis Dapat dikelompokan dalam 3 kategori dasar, yaitu :
• motivasi kasih sayang (affectional motivation) yaitu motivasi untuk menciptakan dan memelihara kehangatan keharmonisan, dll
• motivasi mempertahankan diri (ego-defensive motivation) yaitu motivasi untuk melindungi kepribadian dan mendapatkan kebanggaan diri
• motivasi memperkuatdiri (ego-bolstering motivation) yaitu motivasi untuk mengembangkan kepribadian, berprestasi dll.
Teori motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekeuatan yang ada di dalam individu yang di pengaruhi faktor-faktor intern.untuk itu ,teori motivasi eksternal tidak mengabaikan teori motivasi internal,tetapi justru mengembangkan nya.teori motivasi eksternal ada yang positif dan ada pula yang negative. Dalam hal ini ada sebuah teori dari Mc Gregor yang dikenal dengan teori Xdan teori Y,yang akan membantu menjelaskan terori mortivasi eksternal .
Menurut Mc. Clleland (1986) menyatakan bahwa mo¬tivasi adalah unsur penentu yang mempengaruhi perilaku yang terdapat dalam setiap individu. Motivasi adalah daya penggerak yang telah menjadi aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk mencapai tujuan sempat dirasakan atau mendesak. Menurut Mc Clelland, seseorang dianggap mempunyai motivasi prestasi yang tinggi, apabila dia mempunyai keinginan untuk berprestasi lebih baik dari pada yang lain dalam banyak situasi. Mc Clelland memusatkan perhatiannya pada tiga kebutuhan manusia yaitu :
• Kebutuhan Prestasi
• Kebutuhan Afiliasi
• Kebutuhan Kekuasaan.
Menurut Maslow (1889: 124), manusia mempunyai sejumlah kebutuhan yang diklasifikasikan pada lima tingkatan, yaitu:
• kebutuhan fisiologis
• kebutuhan akan rasa aman
• kebutuhan sosial
• kebutuhan yang mencerminkan harga diri, dan
• kebutuhan aktualisasi
TeoriX dan teori Y Mc Gregor. Anggapan-anggapan yang mendasari teori X :
• Rata-rata para pekerja itu malas, tidak suka bekerja dan akan menghindarinya bila dapat.
• Karena pada dasarnya pekerja tidak suka bekerja, maka harus dipaksa, dikendalikan, dipelakukan dengan hukuman, dan diarahkan untuk pencapaian tujuan organisasi.
• Rata-rata para pekerja lebih senang dibimbing, berusaha menghindari tanggung-jawab, mempunyai ambisi yang kecil, keamanan drinya di atas segala-galanya.
Anggapan-anggapan yang mendasari teori Y :
• Usaha phisik dan mental yang dilakukan manusia dalam bekerja adalah kodrat manusia, sama halnya dengan bermain atau beristirahat.
• Rata-rata manusia bersedia belajar, dalam kondisi yang layak, tidak hanya menerima tetapi mencari tanggung-jawab.
• Ada kemampuan yang besar dalam kecerdikan, kreativitas dan dayaimajinasi untuk memecahkan masalah-masalah organisasi yang secara luas tersebar pada seluruh karyawan.
• Pengendalian ekstern dan hukuman bukan satu-satunya cara untuk mengarahkan usaha pencapaian tujuan organiasasi.
• Keterikatan pada tujuan organisasi adalah fungsi penghargaan yang diterima karena prestasinya dalam pencapaian tujuan itu.
• Organisasi seharusnya memberikan kemungkinan orang untuk mewujudkan potensinya, dan tidak hanya digunakan sebagian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar